Fifa world cup 2010 (behind the scene)

Pagelaran pestapora piala dunia sepakbola 2010 ini memang tak jauh berbeda dengan piala dunia sebelum-sebelumnya. Meriah, penuh kejutan, penuh sukacita, duka, lara, haru, tangis, tawa, isak, pilu, rindu, jenuh, sendu, ceria, amarah, kecewa, licik, cerdas, lelaki tampan, gadis seksi, banci genit, bendera, dan vuvuzela.

Ya, sejauh turnamen dilaksanakan, memang lancar-lancar saja. Meski tidak, untuk kejadian di balik itu. Masalah besar melanda federasi tertinggi sepakbola dunia, yaitu FIFA. Sejumlah kejutan dan masalah baik kecil maupun besar sepanjang turnamen diduga adalah rekayasa FIFA.

“Ini fitnah! Fitnah kubur! Laknat!” geram Marco Hallei, detektif kepercayaan FIFA.

“Tenangkan dirimu, Marco. Ada apa?” Merry, istri sekaligus asisten Hallei menenangkan.

“Lihat ini!” Marco menyodorkan sebuah surat kabar. Merry membaca judulnya.

“WorLd k4p dU4 rIbu cEpuYuUh pNuh ReKaYasa F1F4”

“Itu maksudmu, sayang? Konyol! Apa yang kau kesalkan dari koran alay ini? Ini bukan koran resmi! Aku tak pernah melihat koran ini sebelumnya.” tanya Merry heran.

“Memang alay dan meragukan, Merry. Bahkan kau tahu koran itu tidak berlogo SNI...”

“SNI untuk helm, Marco.” Merry memotong.

“Ah, iya... maksudku koran ini bukan koran konsumsi publik. Tapi inilah letak permasalahan yang kita harus selesaikan! Koran ini bukan koran biasa.” Marco menjelaskan.

“Lalu?” tanya Merry heran.

“Entahlah, aku tidak yakin. Tapi kujelaskan nanti, kita hadiri dulu rapat oleh FIFA.” Jawab Marco.

Marco Hallei membereskan berkas dan benda-benda yang berserakan di meja kerjanya, termasuk pula koran alay tadi. Mengambil jas krem dan topi bulatnya, bersama Merry menuju tempat rapat dengan pengurus FIFA di markas federasi sepak bola Afrika.

Memang, belakangan banyak sekali menyebutkan FIFA merekayasa banyak kejadian pada piala dunia kali ini. Dari keputusan menunjuk Afrika Selatan sebagai tuan rumah, bola resmi Jabulani yang liar, terompet vuvuzela yang mengganggu telinga, hingga gugurnya finalis piala dunia 2006, Italia dan Perancis di putaran pertama. Banyak media mengungkit ada sesuatu yang disembunyikan FIFA.

Di sisi lain, FIFA membantah hal tersebut. Karena itu, mereka ingin lepas dari fitnah tersebut dengan meminta bantuan detektif kondang Marco Hallei, seorang cucu dari menantu suami anak bungsu sepupu tiga kali kakak kandung ipar pamannya Sherlock Holmes untuk menyelidiki hal ini.

Sepanjang perjalanan Marco yang memang sangat peka dan teliti memperhatikan apa saja yang ia lihat. Anak-anak Afrika yang bermain bola di tanah-tanah kering, warga miskin yang berkumpul memasak daging beramai-ramai karena di rumah mereka tidak memiliki dapur, pemuda berbaju lusuh yang mencari celah agar bisa masuk stadion untuk menonton pertandingan piala dunia, kucing kawin, hingga pemandangan turis yang sedang membeli vuvuzela. Hingga tibalah Marco dan Merry di lokasi rapat setelah menumpang gerobak warga lokal yang membawa tumpukan jerami.

****

Ruang rapat di markas federasi sepakbola Afrika itu sudah dipenuhi banyak orang. Nampak orang-orang dengan jas hitam elegan berlabel FIFA lalu lalang dan diantaranya sudah duduk di kursinya masing-masing mengelilingi meja bundar yang besar. Selain orang-orang FIFA, nampak juga perwakilan dari federasi sepakbola beberapa negara. Seperti dari federasi sepakbola Spanyol, Rusia, Brazil, hingga PSSI juga diikutkan dalam rapat ini. Kelihatannya memang menjadi masalah penting.

“Jadi mungkin kita bisa mulai rapat kita hari ini. Saya menyampaikan sebelumnya jangan menyinggung SARA, kata-kata kasar, melakukan SPAM, atau tidur, mengupil, dan lainnya selama rapat berlangsung.” Presiden FIFA membuka rapat.

Sementara di ruangan sebelahnya juga berlangsung rapat dari para pemain terkemuka dunia.
“Ada yang tahu dimana Cristiano Ronaldo dan Luis Fabiano?” tanya Lionel Messi.

“Ah, bukannya mereka bertanding hari ini? Brazil vs Portugal.” Jawab Buffon.

“Benar juga, padahal aku juga ingin mereka berbagi pendapat soal problem FIFA ini. Masalahnya kita juga kena imbas. Dikira kita adalah pemeran drama FIFA. Kalau begitu bagaimana pendapatmu, Rooney?” tanya Messi pada Rooney, wakil Inggris.

“Kupikir kita tanya saja pada wakil tim yang tidak ikut Piala Dunia, mungkin ada pandangan bagus dari mereka. Jadi dimohon kepada saudara Taufik Hidayat, wakil Indonesia bicara.” Rooney Menyarankan.

“Baik. Sebelumnya maaf, saya Bambang Pamungkas, bukan Taufik Hidayat. Saran dari saya, mungkin lebih baik kita serahkan semua pada FIFA yang rapat di ruang sebelah. Bagaimana?” jelas BePe.

“Boleh juga, saya setuju.” Jawab Messi, diikuti anggukan kepala oleh Klose, Torres, Van Persie, dan Mike Tyson.

****
“Jadi begini analisis saya, saudara sekalian. Saya, detektif Marco curiga dengan koran alay ini. Pertamax, apakah mungkin koran ini bisa muncul begitu saja dan hanya dijual satu saja di tiap negara yang mengikuti piala dunia? Tentu tidak, jadi saya pikir ini adalah sebuah kode rahasia yang dikirimkan dari sebuah organisasi yang disebarkan ke anggota mereka.” Marco menjelaskan.

“Instruksi! sedikit menyanggah. Saya setuju soal kode rahasia itu. Tapi soal koran alay ini, saya menemukan hal yang mengejutkan. Koran ini penuh rekayasa, tulisan-tulisan tak jelas itu sebenarnya adalah script dan kode HTML. Saya berhasil menyeleksinya meski sulit memang, banyak juga yang disisipkan di sini. Jadi jelas koran itu adalah rekayasa!” Seseorang menjelaskan.

“Merry, siapa dia?” Bisik Marco pada Merry.

“Wakil dari Indonesia, pakar telematika.” Jawab Merry.

“Maaf pak, kode script seperti apa yang anda maksud?” tanya Deen Roft, wakil Skotlandia.

“Jadi begini, teknologi yang dilakukan organisasi itu sangat canggih. Dengan menyisipkan koran alay di antara koran lainnya. Maka script akan menempel dan otomatis merubah judul-judul koran lainnya dengan judul yang ada di koran itu. Karena itu banyak media yang heran judul korannya berubah meski sudah dalam bentuk cetak.” Terang sang pakar.

BUMMMM..........!!!

Mendadak salah satu sisi dinding ruang rapat meledak dan menghasilkan lubang besar. Beberapa diantara peserta rapat pingsan, dari lubang itu masuk tiga orang pemuda bertopeng kain warna merah jambu yang hanya menyisakan lubang untuk mata mereka. Di bagian dada baju mereka terdapat tulisan “FUN”. Menyekap mulut Merry dan membawanya pergi.

“ MERRY!!!! FUN? Siapa kalian?” teriak Marco.

“Marco, tenangkan diri. Mereka adalah anggota FUN (Football Uni-Nations). Organisasi yang ingin menggulingkan FIFA.” Mendadak sekertaris FIFA menjelaskan sambil memegang pundak Marco.

“Oh, kupikir tidak ada yang tahu apa-apa tentang organisasi kami.”

Marco dan lainnya menoleh ke arah orang yang bicara. Sang Presiden FIFA! Bukan, perlahan ia menarik kulit wajahnya. Hingga memperlihatkan wajah asli orang tersebut. Pipi tembem tubuh kurus kering, rambut model emo di kepang dua.

“Hahahaa!! Presiden kalian aku bius di rumahnya, sekarang aku! Khryng Jyppy sudah saatnya menggulingkan FIFA dan menjadikan organisasi yang kupimpin, FUN!” seru Jyppy dengan angkuhnya.

“Sialan! Apa maumu hah? Kembalikan istriku! Dasar botak! Tidak diajarkankah orang tuamu bagaimana memberikan huruf vokal di nama jelekmu? Lagipula apa itu FUN? Nama kekanakan! Childish! Jelek! Katrok!” Marco sudah terlalu emosi.

“Sesukamu saja, aku pergi dulu! Aku sudah mencuri diam-diam berkas penting FIFA! Hahahha..!” ucap Jyppy lalu terbang dengan roket kecil di punggungnya.

“Segera hubungi FBI, Marco. Maaf, saya harus pulang ke negara saya untuk menuntaskan analisis tentang Ariel Peterporn, jadi tak bisa bantu.” Kata sang pakar.

“Peterporn? Baik, terima kasih sejauh ini. Saya akan hubungi semua untuk menangkap anggota FUN lain. Kupikir mereka pasti menyisipkan anggota mereka di federasi sepakbola tiap negara. Dan satu lagi, ini. Tolong beri saya kopian video yang anda maksud, saya belum nonton.” Balas Marco sambil menyodorkan flashdisk pada sang pakar.

Marco lari mengejar sambil mengikuti arah terbang Jyppy. Di langit, Jyppy terbang melewati stadion tempat berlangsungnya pertandingan Brazil vs Portugal. Sementara di lapangan. Julio Cesar sedang menendang bola, sayangnya bolanya justru tinggi melayang garis lurus ke atas dimana Jyppy sedang terbang diatasnya. Kontan, Jyppy yang tak waspada dagunya dihantam bola keras dari bawah. Jyppy terhuyung jatuh pelan ke bawah seperti layang-layang putus. Belum berhenti sampai situ, para pemain menanti di bawah mengira bola jatuh. Dan naas bagi Jyppy, belum sempat tersungkur di tanah ia langsung disambut tendangan keras dari kaki kanan Cristiano Ronaldo tepat di perut. Jyppy terpental ke tiang gawang dengan kerasnya, dan jatuh ke tanah. Sebagai penutup, Jyppy terinjak-injak oleh pemain yang sebelumnya berebutan bola di lapangan.

.....

“Benarkah? Jyppy semaput di lapangan? Kabar bagus! Aku juga baru dapat kabar dari PSSI, mereka menangkap satu penyusup dari FUN di Indonesia. Setelah mereka mengenakan jaket merah-putih, anggota itu justru pakai jaket pink dan di keningnya ada stempel FUN. Kabari federasi sepakbola negara lain!” ujar Marco setelah panitia pertandingan Brazil vs Portugal menelponnya. Kabarnya pula, pertandingan tersebut hanya ditunda 2 menit.

“Sekarang tinggal istriku...” gumam Marco.

****

Terik menyapu titik-titik kerikil yang berpeluh, meski udara dingin turut membelainya. Siang hari di musim dingin Afrika Selatan tidak menggoyahkan Marco untuk mencari dimana istrinya disekap.

"Tum paasse aye..Yun Muskurayee, Tum nena jane kya..kuch kuch hota hai.."

Handphone Marco berbunyi, rupanya ada pesan masuk: “KAMI MENEMUKAN TEMPAT PERSEMBUNYIAN ANGGOTA FUN, ADA DI KOLONG JEMBATAN ARAH UTARA STADION SOCCER CITY DI JOHANESBURG. SALAM OLAHRAGA! By. CIA”

Senyum Marco mengembang. Satu lagi kabar dari CIA yang membantunya. Tanpa ragu ia ke lokasi yang dimaksud.

Setibanya di sana, ia disambut oleh sekitar tujuh pemuda kekar yang memakai bandana warna merah muda bertuliskan “FUN”. Sementara di saah satu tiang jembatan, Merry tengah diikat.

“Lepaskan Merry..” Marco mulai bicara, sementara seluruh pemuda itu bergerak pelan ke arah Marco.

“Jangan dekat-dekat! Aku bawa pistol!” Marco waspada, sementara pemuda itu makin mendekat.

PLAKK!!

Salah satu dari mereka dengan cepat menampar tangan Marco yang memegang pistol. Marco panik, sementara pemuda yang paling besar mencengkram kuat pundak Marco.

“Apa-apaan kau! Lepaskan!” Marco berontak.

“Tenang bro, tadi FBI sudah ke sini dan memberi kabar kalau bos kami sudah takluk. Kami ingin berterima kasih saja.” Ujar pemuda kekar itu dengan suara yang berat.

“Maksudmu?” tanya Marco heran.

“Begini sebenarnya....” pemuda itu dan seluruh pemuda lainnya melepas kacamata hitam mereka, menarik nafas, lalu bicara.

“Gini lo.... eke sama kami-kami ini sebenernya dari FUG boo... Federation Uni-Gender.. kami biasanya nangkring di stadion-stadion tempatnye piala dunia. Jujur deh kami-kami suenenng yang ganteng-ganteng dateng.. ada Messi, Ronaldo, Higuain, hadu.. hadu... cuman ye.. si Jyppy rese itu janjiin, kalo bantu dia, kami-kami bakal punya kuasa atas stadion, mangkanye dia ganti nama kami jadi FUN. Lumayan kan kami masuk ke ruang ganti buat nyubitin pipi Buffon pas ganti baju. Sekseh boo.. makanya maaf ya istri situ kami tawan. Kami udah mau bebasin kok, cuman situ dateng duluan. Kami bisa bebas.. dadah..!! tengkyu..” pemuda itu menjelaskan dengan gaya banci, tangan melambai-lambai lalu pergi.

Marco menghampiri Merry dan mereka saling berpeluk haru. Sementara para agen dan orang-orang FIFA yang mengikuti rapat sudah berdiri mengelilingi mereka sambil bertepuk tangan. Diantara mereka ada yang menangis haru, kejadian yang begitu mengharukan.

Setelah kejadian tersebut nama FIFA pun baik kembali. Publik kembali menyalahkan Domenech dan Lippi atas gugurnya Perancis dan Italia yang mereka pimpin. Jadwal tetap berjalan lancar. Sementara hampir seluruh publik dunia tidak ada yang tahu, tentang kejadian di balik euforia piala dunia. Kisah yang bahkan tak sempat tercium media.

READ MORE - Fifa world cup 2010 (behind the scene)

Surat Cinta Dari Namamu

Di celah-celah gerimis, biasanya kucari sisa-sisa senyummu yang
Entah ikut hadir, entah turut menitik pelan ke mataku. Hingga lenyap
Fungsinya sebagai indera yang sekedar mampu melihat nyata. Dan kini,
Iring bayang layung rautmu mengalihnya menjadi mata yang mampu menghadir
Lentera siluet-siluet rasa, yang telah lebih dahulu masuk ke pori tanah seolah
Isyarat agar aku senanstiasa menyubur hati, untukmu. Mungkin, kau bisa saja bosan dan 
Anggap aku terlalu bodoh untuk merengkuhmu. Seperti gerimis yang kian deras dan

Aku tetap menaiki balkon rumah lalu menjemur asa. Berharap matahari segera
Nampakkan senyumnya menyibak mendung harapku padamu. Atau seperti kapal kertas yang
Oleng dan berputar di tempat, sebab telah kena riak katak yang melompat ke kolam.
Gusar, tiada kepastian. Kepastian hingga kapan, pun kepastian atas tanyaku, akankah? selalu
Resah saja yang kupertanyakan. Kita mungkin terlalu banyak memiliki sekat 
Akan segala yang membuatku sesak. Sekedar hendak mencintaimu, sekedar itu.

Rumpun kata-kataku mungkin bakal sulit habis, jika kupakaikan untuk mengoret
Impian yang kuselip dalam bait-bait. Puisi. Tentang kau tentu dengan ungkap tertahan
Angkuh egoku yang begitu malumalu mengukir kata "cinta", di alas pasir yang menyisa jejak
Nuansamu. Dan maaf, aku tak peduli sudah dengan cemburu yang bergantian kubuang pada
Ilalang tajam. Sebab hanya bunga-bunga yang pantas kusemat di hati. Kau.



READ MORE - Surat Cinta Dari Namamu

ABANG SATE

Langit malam yang bersih, bulan sempurna dan sepoi sejuk, malam yang tengah mendesir di sebuah komplek perumahan. Sebuah komplek yang banyak terdapat kost untuk remaja putri. Nampak hening, dan teriakan khas yang begitu dikenal, memecahnya sunyi tersebut.

“Teee... te..sate...sate...sate.” Seperti biasa, tukang sate melewati satu per satu rumah di komplek ini.

“Bang..! sate bang..!” 

Dua gadis yang sama-sama memakai hot pants memanggil tukang sate tersebut, sang tukang sate menghentikan gerobak satenya, turun dari sadel, dan menyunggingkan senyum. Senyum ramah kepada pelanggan mungkin. Dan gadis-gadis barusan menghampiri, dan tiga gadis lainnya baru keluar dari pintu rumah dengan membawa beberapa piring.

“Abang kemana aja? Kok lama ngga lewat sini?” tanya Nova, dengan kaos ketat biru bergambar doraemon dan celana pendek sepaha kuningnya.

“Abang ditungguin ya...jadi malu..” goda si abang sate.

“Ye..ge-er deh! Udah bang, sate ayamnya ya bang.. abang cakep..” balas goda Tiara.

Kata “Abang cakep” yang dilontar Tiara, mungkin bukanlah suatu rayu-canda-goda biasa. Tukang sate yang satu ini sudah menjadi langganan mereka, di komplek perumahan itu. Tak sekedar satenya yang lezat, tetapi sang penjual, masih begitu muda, bersih, dan gagah.

Maklum saja, dia tukang sate super langka di Indonesia, tukang sate blasteran Indonesia-Jerman! Nampak tak logis memang, tapi kenyataannya begitu. Ayahnya berkebangsaan Jerman dan ibunya asli Indonesia, mereka bukan orang susah tetapi dia ingin sekali mencari “sesuatu” di luar kehidupannya sebagai orang berglimang harta, maka ia coba menjadi tukang sate. Ia menentang ayahnya yang menyarankan melanjutkan studi di negeri sang ayah. Dia ingin bebas dan berat hati ayahnya menyetujui. Dengan syarat setoran hasil jualan sate harus jalan. Fakta ini hampir tidak ada yang tahu. 

Raut gantengnya memang memikat, blasterannya pun nampak dari hidung mancungnya, bola mata cokelat, dan bodi yang macho. Pada KTP nya tertulis nama lengkapnya : BAANS SCHULTDEEN. Meski orang-orang memanggilnya : BANG UDIN.

“Berapa bang??” tanya Nova setelah Bang Udin selesai menyuguhkan pesanan Nova dan kawan-kawannya.

“Satu aja...” jawab Udin

“Satu? Apanya yang satu??” tanya Nova heran

“Cukup...satu nomor HP kamu..” jawab Udin usil.

“Ye...abang... ya udah deh... catet nih...” Nova membolehkan.

“Ciiieeeeee.....” Sily, Tiara, Olive, Yenny. Teman kost Nova, menyoraki.

“Cieeee.......” mendadak ibu kost mereka keluar dan menyoraki

“Cieeee.....” mendadak para tetangga keluar dan ikut menyoraki, yang dari jendela pun.

“Cieeeeee...” satpam yang lewat juga tak ketinggalan menyoraki.

Baik Nova maupun Udin sama-sama tidak peduli dan hanya tersipu saja. Setelah memastikan nomor handphone Nova sudah ter-save di Blackberry nya, Udin langsung membuka Facebooknya dan menulis status : “ Malam yang indah...”. setelah itu dia menutup facebooknya lagi dan berbincang sejenak dengan Nova. Sementara di Facebook Udin sudah masuk beberapa notificication:
Sate Bang Bendot menyukai status anda
Nurdin The Satayman menyukai status anda
Soleh “Bakso Arema”Rohim menyukai status anda
Julia Perez menyukai status anda

Tuntas dengan urusannya dengan gadis-gadis kost yang menyejuk matanya, ia berpamitan dan mulai mengenjot gerobaknya seraya sesekali matanya melirik-melirik nakal pada celana-celana mini yang dipakai para gadis dan kembali mengeluarkan teriakan khasnya. “ Ha....paha..paha....paha...”

****

Pukul sebelas malam. Entah pengaruh sate atau ketampanan Udin, sate Udin selalu laku dan cepat habis. Kini ia tengah di rumahnya bersantai di ranjang dengan handphone di telinganya. Dia sedang menelepon Nova.

“Beneran ih... ga ada kali abang sate cute kaya abang.. muka blasteran imut-imut gitu.” Puji Nova sambil memainkan ujung rambutnya.

“Duh si neng Nova bisa aja... neng tuh yang cakep imut-imut... sate abang aja jadi malu-malu..” goda Udin sambil memainkan bulu ketiaknya.

“Hus! Abang...sate apaan sih... cape deh bang... oh iya bang, kok jadi tukang sate? Abang kan tampang-tampang model. “ tanya Nova.

“Males... ntar ga bisa deket ama neng lagi... ini namanya takdir. Lagian kapan lagi bisa kenal sama neng baik hati yang ga peduli abang ini tukang sate mau telponan gini..” ujar Udin sambil mengorek-ngorek lubang hidungnya.

“Hahaha.. ngomong apa sih bang.. aku ga beda-bedain kok.. lagian aku ngerasa abang punya sesuatu yang tersembunyi.. udah ganteng.. baik.. kayanya ga sampe situ aja deh..” Nova balas memuji.

“Bener-bener deh si neng ngegemesin... abang jadi sakit perut nih ah.. dipujiin melulu.. jadi kangen deh pengen datengin neng langsung.” kembali Udin merayu, kali ini sambil berjongkok di toilet duduknya.

“Hahaha.. cacing perut abang manja tuh dipuji dikit langsung salting...tuut...tuut... tuutt... “

Mendadak telepon terputus, Udin mencoba menghubungi kembali.. tapi tidak bisa tersambung. Ia langsung mengecek pulsanya dengan keheranan, padahal baru saja ia isi pulsanya sejuta, tentu tidak akan habis saat itu juga. Ia pun mencoba berpikir positif dan menanyakannya besok saja.

....

Esok paginya, sambil menunggu para koki, pemotong daging dan pengolah bumbu terbaiknya di rumahnya mengurusi macam-macam persiapan untuk ia berjualan malam nanti, Udin jogging melewati komplek dan rumah kos Nova. Pagarnya masih digembok rapi, kendaraan milik penghuni kost tersebut juga masih utuh. Ada ibu kost mereka tengah menyapu di teras.

“Pagi bu... si Novanya ada.?“ tanya Udin ramah.

“Eh bang Udin, ga tau ya... biasanya jam segini dia sama yang lainnya udah cerewet di depan TV.. masih tidur mungkin ya... atau saya cek dulu ya...” jawab si ibu.

“Ga usah repot-repot bu..saya cuma nanya aja kok...” tolak Udin.

“Ah...ga pa pa..” kata ibu lagi sambil melenggang masuk ke dalam rumah.

......

KYAAAAAA....!!!!!!!

Mendadak dari dalam rumah ada teriakan dari si ibu kost. Udin terkejut, ia penasaran dan ingin masuk. Tapi pagar masih tergembok, Udin berpikir untuk melompati pagar. Tapi ia takut dicurigai maling dan tertangkap kamera CCTV yang diletakkan di pohon-pohon dan tiang-tiang listrik sekitar komplek.

“Ada apa bu???!!! Ada apa???? “ Udin memilih berteriak.

Terdengar suara langkah lari dari dalam. Ibu kost keluar sambil tergopoh-gopoh.

“Ada apa?” tanya Udin kembali ketika si ibu sudah di luar.

“Hosh...hosh...ini....” si ibu menjulurkan koran kepada Udin dari sela pagar smbil mengatur nafas.
“Apaaa!!?? ” Udin terkejut setelah membacanya.
“Biadab! Apa maksudnya dibunuh lagi 3 penduduk Palestina di perairan Gaza! Setan! Kemarin Mava Marmira! Terkutuk! Terkutuk!” lanjutnya geram.

“Eng..bang Udin, bukan yang itu... tapi itu..” kata ibu kost menunjuk kertas buram yang dilipat dan terselip di koran itu.

Udin membaca judulnya “ SURAT ANCAMAN DAN PEMBERITAHUAN KEPADA YANG PUNYA HUBUNGAN DALAM MISI PENCULIKAN KALI INI BAIK KORBAN MAUPUN PELAKU. Nomor surat 12/ANC/399/AF-SEL_FIFA/2010”.

Udin terhenyak, jelas terjadi sesuatu kepada Nova dan teman-temannya. Ia melanjutkan membaca isi surat tersebut.

“ aLlo0wW..
C0wrY y4acH aQw dy3m2 nyUliiK aW3wwe di k00s2n inNiEch.. bEcoZ @quh gii prlU... muufP yua4AaAA...

CalAm cHy4nk:
PnCuliiiiiikkkk >.<
tAndTe NinI mUutdh UchUld luTTHuu. ”

...

Udin emosi, seseorang beratas nama Tandte Nini Muutdh Uchuld Lutthuu menculik Nova dan teman-temannya. Ia meremas geram surat pemberitahuan itu.

“Bu.. lapor polisi! Saya bakal nyari Nova dan yang lain!” pinta Udin kepada si ibu.

“I..iya...”

****

Matahari beranjak dan tenggelam di ufuk barat, digantikan oleh senja yang perlahan menjadi malam. Sementara Udin setengah mati mencari di mana Nova disekap. Ia sudah mencoba melacak dengan menciumkan bau kertas surat ancaman ke hidung anjing peliharaannya, Hachiko. Tapi justru anjing itu batuk-batuk dan tak lama pingsan.

Dia kini sibuk di depan komputer mencari keberadaan Nova, di google, wikipedia, yahoo!, bahkan ia sempat mencarinya dengan membuat post di FJB (Forum Jual Beli) Kaskus. Tapi nihil.
...

Udin menemukan titik terang setelah ada kabar dari intel bahwa mereka melihat orang yang mirip dengan Nova di sebuah rumah di daerah terpencil. Tapi tidak bisa menguntit lebih jauh karena di sekitar rumah seperti ada ilmu hitam yang melindungi sehingga para intel terpental ketika ingin mendekatinya lebih lagi.

Mendengar info tersebut, Udin segera menuju lokasi yang dimaksud. Berbekal ratusan tusuk sate instan yang tinggal diseduh air panas 3 menit matang, berbekal doa restu dari ibunya, dari sang ayah di Jerman, ibu kost, satpam komplek, Himpunan Pedagang Sate Internasional ( World Organitation of Satay Fighter ).

Sesampai di lokasi setelah perjalanan panjang, tibalah ia di rumah tersebut. Tepat di depan pintu ia berdoa, sejenak, ia langsung mendobrak pintu. Tapi hening, di dalam biasa saja, dan tak ada seorang pun. Matanya lalu tertuju pada tulisan “PINTU RAHASIA” di sebuah dinding yang bergambar tanda panah menuju ke bawah. Dengan hati-hati ia masuk ke sana.

Betapa terkejutnya dia setelah sampai di sebuah ruangan seluas gedung serbaguna. Jauh di depannya seorang wanita posisi membelakanginya mengaduk sesuatu di dalam kuali raksasa. Di kanan-kiri adalah penjara dan kerangkeng dengan terali warna merah jambu. Di dalamnnya terkurung gadis-gadis cantik-manis-imut. Menyadari keberadaannya, salah satu gadis berteriak.. “Cowokk..!!! tolong kami! “

Gadis lain menoleh, dan ikut berteriak-teriak... dan senyum Udin mengembangb melihat salah satu yang berteriak adalah Nova, tepat di sebelah Nikita Willy.
“Bang Udin..!! Tolonngg!!” teriak Nova.

Keributan tersebut tentu membuat wanita tadi menoleh, wajahnya nampak muda, tapi sepertinya sudah tua, tapi ada muda-mudanya, meski kelihatannya dia tua, walaupun dia terlihat begitu muda. Dia terkejut dan ekspresi wajahnya tidak bersahabat.

“Huh! Kenapa aku tidak kepikiran untuk pasang kemenyan Anti-Cowok Bule?” ucap wanita itu tak lama.

“Hei kau! Apakah kamu si tante Nini Mut Lutu-Lutu itu?” tanya Udin.

“Ya! Bule ganteng, panggil aku tante Nini.. sedang apa kamu di sini? Mengganggu ritualku saja!” jawabnya.

“Dasar kau! Bebaskan Nova dan lainnya! Apa maumu sebenarnya?” Udin mulai emosi.

“Hahahaa.! Tujuanku? Lihatlah gadis-gadis manis itu. Malam ini aku akan membotak-kan rambut mereka.. dengan mewarisi keahlian kedukunan dan pesugihan dari kakekku, aku akan meminum air celupan rambut itu sebagai ramuan agar aku bisa mencapai ke-imut-an sempurna dan abadi... hahahhahhaa!! Akan kubuat Donghae, Justin Bieber, Robert Pattison jatuh cinta padaku!” jelas tante Nini dengan wajah bengis.

“Sialan! Cuma untuk itukah? Tahukah mereka memang muda! Susah payah merawat diri demi kecantikan mereka!” kata Udin lagi.

“Susah payah? Hahahaa! Merekalah yang menyusahkan! Orang tua susah payah cari uang dan mereka menghamburkannya di salon-salon mahal! Perawatan kecantikan rutin, pemborosan pembelian produk kecantikan dengan bahan merkuri yang sebenarnya berbahaya, baju-baju, dan lainnya!” balas Tante Nini.

“Kuno kau tante! Kuno! Tak pernah muda kah kau? Tak pernah jatuh cinta kah kau? Tak pernah gaul kah kau? Jelas saja wanita manapun juga secara naluri akan merawat diri mereka. Ah..atau jangan-jangan sebelum ini kamu adalah laki-laki?” sindir Udin.

Mendengar itu seketika Tante Nini geram dan tersinggung.

“Hei kau bule! Kamu harus kubereskan di sini, meskipun ganteng! Katakan apa tujuanmu ke sini sebagai kata-kata terakhirmu! Menggoda aku?” tantang Tante Nini.

“Huh..maaf saja.. aku ke sini ingin menyelamatkan ORANG YANG AKU CINTA! PUAS? ORANG YANG AKU Ce-I-En-Te-A !” seru Udin lantang.

Tante Nini lalu mengambil keris dan mengkomat-kamit mulutnya. Sementara Udin mengambil kuda-kuda. Riuh gadis di dalam penjara tersebut menyemangati. Ada yang mengangkat karton dengan tulisan BARCELONISTAS, bersahut-sahutan dengan mereka yang mengibarkan kain bertuliskan VIVA MADRID, ada pula yang bertuliskan PRO-KPK dan di penjara seberangnya bertulis ANTI-KPK. Di penjara tepat di sisi kiri Udin berdiri, spanduk panjang membentang : 1.000.000 FACEBOOKERS MENDUKUNG UDIN MENGALAHKAN TANTE NINI.

Suasana makin panas, tante Nini dan Udin saling mendekati, siap saling serang dengan hati-hati. Tante Nini menembakkan sinar laser hijau dari kerisnya, persis seperti di tivi-tivi. Udin menghindar, dengan cepat menangkap tangan tante Nini. 
BUFFF!!
Tante Nini menghilang di tengah asap, dan mendadak sudah di belakang Udin.

“Rasakan ini bule gaannnteeeng...!!!” tante Nini melayangkan kerisnya ke arah Udin.

SYUUTTT! 
Mendadak serangan Tante Nini terhenti. Rupanya sebuah tusuk sate sudah menancap di perutnya. Udin diuntungkan dengan postur tinggi dan lengan yang panjang sehingga jangkauannya lebih jauh untuk menghunuskan tusuk sate. Tante Nini tidak bisa bergerak. Melihat tante Nini tak berkutik, Udin kembali menancapkan tusuk satenya ke tangan kanan, telapak kaki kiri, dan leher tante Nini.

“Si..sial...apa-apaan ini?” ucap tante Nini terbata-bata.

“Itu teknik tusuk sateku, tante. Akupuntur tusuk sate.” Jawab Udin sambil menatap tante Nini yang terkapar tak berdaya.

Para gadis yang ditahan bersorak-sorai, terlebih ketika Udin membuka satu-persatu kerangkeng mereka. Di antaranya berkumpul merencanakan konvoi, sementara tante Nini yang ilmu hitamnya sudah dilumpuhkan dalam keadaan terlentang diangkut polisi. Dan Udin sendiri, kini tengah bertatapan mesra dengan Nova, Nova mengucap terima kasih dan mereka berpelukan.

“Cieeeeeee......” orang-orang di sana dan para polisi menyoraki mereka.

****
Ayah Udin kembali dari Jerman, dan Udin memperkenalkan Nova padanya. Nova begitu terkejut ternyata Udin adalah tukang sate elegan yang orang tuanya kaya-raya. 

Ya, Udin pun menemukan jodohnya kali ini. Dia sudah menemukan “yang dicari” dengan berjualan sate. Ia pun melamar Nova, gadis cantik yang dari samping mirip Sandra Dewi, dari belakang mirip Megan Fox, dari depan tak terlalu istimewa dan akhirnya mereka menikah dengan tema resepsi “sate”.



Pesan moral :
- Sate ayam lebih murah dari sate kambing
- Bumbu kecap dan bumbu kacang sama-sama lezat
- Di Indonesia ada sate Madura, sate Padang, dan bermacam sate lainnya
- Sate enak dinikmati dengan nasi maupun lontong
- Bicara sate bikin lapar.



TAMAT







READ MORE - ABANG SATE