"pukul tujuh" katamu. dan aku tak sabar sudah untuk menemui, menggoda, dan menyantap hidangan nikmat beriring romansa bersamamu. di ruang tunggu ini, tak sabar ku mengurai pesona darimu yang tentu telah bersiap berdandan hingga jelita di belalak mataku.

tigapuluh menit aku sudah di sini
mata menatap kosong tiap tubuh-tubuh yang melintas
bukan resah, apalagi gerah.
Bukan was-was, bukan pula cemas.
Musabab mewanti janji yang terpatri, janji spontan akibat mulut yang sembarang mengoceh. jantungku tak henti berdegup di bangku ini.

di bangku ini kupasang air wajah nan elegan
gagah menampak khas mahkluk metroseksual
biarkan gadisgadis tak sengaja lewat terpana
menabrak pilarpilar bangunan di hadap mereka. Duk !!


aku tak peduli mereka, yang jelas..kau telah tiba
menyeruak segala anggun feminisme khas perawan pemikat.
kita bertatapan, saling senyum.
adakah cinderella secantik ini? hingga pangeran terus mengejarnya.
ataukah cleopatra semanis ini? membakar cumbu cemburu sang caesar?


tak sabar sudah ku memulai kencan ini, dan kamu duluan menarikku ke luar ruang tunggu tempat sejak tadi kuberduduk. lembut tanganmu buatku melayang. di sana, ada lelaki kalem menatapku tajam.
"gadis, siapa gerangan saudaramu yang kau ajak di siang indah kita ini?" kubertanya padamu, jelita..

suaramu lembut menjawabnya, indera pendengarku siap mencatat tiap melodial nada suaramu..
"saudara? bukan..kenalin, ini tunanganku.. sayang..ini temenku, baik banget deh..kami janji ketemuan karena aku ingin kenalin kalian berdua.. "

Tunangan ??????

...terpaku - melotot - melongo - gerutu - tengaktengok - bisu....